Pidie – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Titeu Keumala sejak Sabtu sore pukul 16:30 WIB menyebabkan banjir di beberapa desa. Desa Lingkok menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah, dengan ketinggian air mencapai 90 cm. Kondisi ini memaksa empat kepala keluarga mengungsi ke balai meunasah setempat. Selain itu, kerusakan signifikan dilaporkan, termasuk robohnya dinding salah satu rumah warga, dengan kerugian materiil yang ditaksir mencapai Rp 6 juta.
Desa lainnya yang terdampak banjir meliputi Dayah Meunara, Pulo Lhoi, Meunasah Uke, dan Pante Siren. Ketinggian air di desa-desa tersebut bervariasi antara 30 hingga 50 cm. Meski tidak ada laporan korban jiwa, beberapa rumah dan halaman warga terendam, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Sabtu (23/11/2024).
Hingga Sabtu tengah malam pukul 00:30 WIB, kondisi air di seluruh desa terdampak mulai surut, meskipun hujan ringan masih turun. Banjir ini diketahui berasal dari luapan air sungai akibat tingginya intensitas curah hujan. Namun, karena sifatnya sebagai banjir luapan, air cenderung cepat surut.
Danramil 13/Keumala telah menginstruksikan personel Babinsa untuk segera turun ke lokasi terdampak guna melakukan pendataan kerugian, memberikan imbauan kepada warga untuk tetap waspada, serta memantau perkembangan situasi banjir secara berkala. Koordinasi juga dilakukan dengan Forkopimcam Titeu, Camat, dan Polsek Keumala untuk merumuskan langkah penanganan lebih lanjut.
Sebanyak dua personel dari Koramil 13/Keumala dikerahkan untuk memantau dan melaporkan kondisi terkini di lapangan. Pihak terkait berkomitmen untuk terus memantau situasi dan memberikan informasi terbaru guna memastikan keselamatan warga terdampak serta meminimalkan risiko kerugian lebih lanjut. Warga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat hujan ringan masih berlangsung di wilayah tersebut.